Setiap muslim pasti memiiliki keinginan bisa menunaikan ibadah haji. Namun, untuk bisa mewujudkan hal tersebut dibutuhkan usaha dan niat yang kuat. Namun jika kita berusaha dan memiliki niat pasti semuanya akan diberikan kemudahan oleh Tuhan. Seperti seorang kakek yang berusia 92 tahun ini yang juga bermimpi bisa menunaikan haji.
Ia adalah Ahmadi seorang veteran berusia 91 tahun yang berasal dari Desa Gumelar Lor Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Ahmadi yang kini berprofesi sebagai penjaga makam ini sudah memiliki keinginan ingin menunaikan haji sejak puluhan tahun yang lalu.
Hidup dengan kondisi ekonomi serba pas-pasan tidak membuat Ahmadi putus asa untuk berangkat haji dengan istri tercinta, Sartoyah. Kakek yang memiliki 11 anak dan 21 cucu ini mulai menabung sedikit demi sedikit untuk mencapai cita-citanya beribadah haji.
Padahal jika dilihat dalam kesehariannya, Ahmadi hdup sederhana. Untuk bisa memenuhi kebutuhannya, Ahmadi hanya menggarap sebidang kebun yagng ditanaminya dengan sayur dan ubi. Kemudian Ahmadi mulai menyisihkan uang hasil kerjanya yang tidak menentu. Akhirnya pada tahun 2011, ia mendaftar haji.
Karena usianya yang sudah tidak muda lagi yakni 84 tahun, ia langsung dipanggil berangkat melalui program percepatan. Namun, ia menolak karena pada saat itu ia hrau berangkat sendiri dan tanpa sang istri, Sartoyah.
Lantaran Sartoyah masih harus menunggu pada tahun 2011 itu membuat Ahmadi tidak mau berangkat pada tahun tersebut. Ahmadi rela menunggu sang istri hingga istrinya mendapat jadwal pada 2018 ini.
“Ya enggak mau berangkat haji sendirian,” tukas Ahmadi, Sabtu, 28 Juli 2018.
Waktu yang mereka tunggu akhirnya tiba. Ahmadi dan Sartoyah masuk daftar pemberangkatan haji tahun 2018 ini. Ahmadi semakin bersemangat ketika mengetahui kepastian jadwal keberangkatannya.
Namun, karena usia Ahmadi yang sudah lebih dari 90 tahun membuat banyak orang khawatir pada dirinya. Ia menjadi salah satu calon jemaah haji tertua, di Indonesia. Namun, kekhawatiran itu hilang seketika saat melihat Ahmadi beraktivitas.
Meskipun sudah berusia lanjut, ia masih terlihat cekatan. Ia bersama sang istri selalu melakukan olahraga pagi dan sore serta aktivitas ke kebun yang berjarak satu kilometer dari rumah. Dari kebun ini juga, ia mendapatkan sedikit demoi sedikit rezeki yang kemudian ia kumpulkan untuk berangkat haji.
“Ya bagaimana caranya lah. Demi memenuhi panggilan Allah,” dia menuturkan, dengan bahasa Panginyongan alias Banyumasan.